Tuesday, July 9, 2019

Liburan Nepal Hari 2 - Jalan Kaki Kathmandu Durbar Square

Pagi di hari ke 2 ini setelah breakfast, kita sudah langsung checkout dan menitip tas di hotel karena malam nanti akan naik bis malam ke Pokhara dan kita akan keluar seharian dan balik lagi pada sorenya. Breakfast disini cukup standard ya jadi ada telor, kentang, dan roti panggang. Telor bisa scramble (dikocok), sunny side (mata sapi) atau setengah matang. Minuman bisa minta jus dan untuk kopi dan teh bisa diambil sendiri



Tujuan hari ini adalah durbar square. Apa itu durbar square? Durbar Square itu seperti suatu komplek Kerajaan dan di Nepal banyak terdapat durbar-durbar lainnya. Kita memutuskan untuk berjalan kaki menuju Kathmandu Durbar Square sambil melihat-lihat daerah Thamel, total perjalanan sekitar 16 menit jadi masih ok sih apalagi juga sekalian explore daerah baru buat kami. Nah ditengah perjalan juga ada banyak hal yang bisa difoto guys karena kultur Nepal yang cukup unik, kita juga bisa merasakan chaosnya berjalan disana yg sempit dan padat.

Salah satu tempat yang kita ketemukan untuk berfoto adalah "Kaathe Swyambhu Shree: Gha: Chaitya". Disini kita bisa melihat versi kecil yang ikonik di Nepal. Waktu kita disana hampir tidak ada orang lain jadi bisa bebas, namun waktu sorenya lewat kembali mulai ada beberapa turis dan anak-anak yg bermain disana jadi untuk foto tidak sebebas siang hari.



Setelah dari sana kita melanjutkan perjalanan kembali dan mampir ke tempat makan. Karena kita baru hari ke 2 dan tidak mau kenapa-kenapa, jadi kita memilih makanan di tempat makan seperti food court. Disana kita pesan samosa dan tosai. Samosa disana gede sekali dan cukup mengenyangkan. Untuk minum kita beli kopi dan teh, tapi sebetulnya di meja akan disediakan air minum dalm botol yang disana itu semua orang minum dengan botol yang sama, tentunya mereka minum tanpa kena bibir ya..."harusnya sih"...tapi ya kita sih ga berani juga hahaha. Setelah kita lihat itu botol di refill dimana, ya kita pake botol sendiri refill aja disitu.

Kenapa mereka pakai cara seperti itu? sepertinya sih ingin mengurangi jumlah konsumsi botol dimana juga pastinya mengurangi pencemaran lingkunan limbah plastik. Lihat disini hal-hal yang kita ketemukan agak unik selama di Nepal.

Atas: DOSA (Tosai), bawah: Samosa


Abis makan, ternyata gak jauh dari sana sudah pintu masuk Durbar Square, kita mencoba jalan saja dan ternyata dipanggil oleh petugas dalam pos penjagaan disana untuk ditanya sudah punya tiket atau belum. Karena kita butuh tuker uang jadi kita tidak masuk dan mencoba jalan ke belakang. Sampainya di belakang juga tidak ketemu money changer dan sewaktu mau jalan kesamping lorong ternyata katanya daerah situ juga sudah termasuk daerah durbar square, jadi kita ga bisa masuk walaupun katanya di belakang sana ada money changer harusnya.

Setelah pikir punya pikir, uang kita sebetulnya cukup untuk 2 orang masuk namun tidak cukup untuk semuanya. Jadilah yang 2 orang masuk ke dalam untuk cari money changer demi mendapatkan NPR. Sewaktu beli tiket inipun juga ada orang yang ngakunya tur guide dan memberikan service dengan harga tertentu, karena kita kesana tujuannya untuk lihat-lihat dan foto, tentunya untuk sejarah kita gak terlalu mau tahu sih. Orang ini agak mengitimidasi kita apa tahu istilah kata Bali, well....kita emang gak tau sih karena selama ini gak pernah ada yang bahas juga kan. Bagi dia kita perlu tahu arti-arti semua jadi perlu pelayanan dia. Tapi intinya bilang aja "no, thank you...dengan senyum"

Harga tiket masuk 1000 NPR yah. Di dalam durbar agak cukup luas tapi tidak seluas Bhaktapur durbar square. Kalian bisa muter-muter aja disana, dan yang paling penting tiket masuk tadi termasuk tiket museum, dan hampir saja kita tidak tahu karena kita pikir ya itu saja diluar. Tapi didalam pun juga tidak besar kok, anyway karena udah bayar yah masukkin aja semuanya.

Harga masuk SAARC dan Chinese lebih murah


Dan karena udah agak sore dan jam bus malam kita jam 8pm sudah harus menunggu, jadi sekitar jam 4 kita sudah bergerak pulang dan untung saja ketika hujan yang cukup deras kita sudah tiba di hotel. Ini adalah satu-satunya hujan yang deras sekali selama perjalanan 10 hari. Selain ini hanya ada hujan kecil ketika di Nagarkot, selebihnya cuaca cukup terang dan malah terasa panas sekali walupun suhu 28 derajat.

Di Hotel ini kita ketemu salah satu owner yang orang singapura, jadi kita bisa ngobrol cukup banyak karena jarang ketemu sesama orang Asia Tenggara. Tadinya kita sih mau jalan kaki ke tempat penjemputan bus malam, tapi karena habis hujan dan si owner itu bilang jauh dan jalanan disini tidak seperti negara sendiri, mending naik taxi. Dan akhirnya kita naik taxi karena saran dari dia. Taxi yang didapat itu cari diluar dan nego ditempat, dari awal 500 NPR kita tawar jadi 450 NPR.

Taxi ini kita berhenti di supermarket dan nanti penjemputan berada di seberang karena hujan dan ingin cari makanan, jadi kita pilih berhenti disini. Disini satu-satunya kios makanan hanya di samping depan supermarket ini dan tidak ada tempat teduh untuk makan. Kalau mau duduk naik saja ke lantai atas di level 3 kalau tidak salah, disitu ada tempat duduk kecil yang lumayan bisa ngaso sebentar.

Tempat makan yang tersedia di supermarket ini


Setelah hampir jam 8 kita memutuskan untuk menyebrang dan untungnya sudah tidak hujan, tapi masalahnya jalanan di Nepal rata-rata tidak ada lampu jalan, dan sangat padat sekali. Di saat itu juga sepertinya terjadi kecelakaan yang menimbulkan macet agak panjang. Penulis terus sms dengan no kontak yang diberikan, karena kami tidak tahu pasti posisi dimana harus menunggu dan bis itu warna apa, kalau kelewatan kan jadwal bisa berantakan. Penulis lihat keadaan malam itu di jalan agak chaos dan amburadul ditambah depan mata sendiri ada bus yang berjalan mundur dan menabrak bus belakangnya, sempat terjadi ribut cek cok tapi disana tidak seperti di Indo yang lansung main pukul, hanya ribut-ribut mulut saja.

Di malam itu mata selalu konsen untuk melihat setiap bis yang lewat agar tidak kelewatan, dan jam juga sudah lewat dari jam 8pm. Tapi ternyata bus kita ada masuk dari sisi sebelah dalam dan kenek akna turun untuk mencari orang yang menunggu. Setelah naik herannya kita juga lihat beberapa orang yang naik ada bule dan asia tapi kita tidak tahu selama kita nunggu bus mereka nunggu dimana.
 
Merah: tempat kita tunggu bis
Hijau dimana bis muncul dari sisi dalam, bukan di jalan raya




NB: Untuk saat ini kita tidak belanja oleh-oleh dulu guys secara kita juga ga tau harga-harga pada umumnya dan juga masih akan terus keliling, jadi lebih baik tidak menambah beban
Tur guide disana cukup tau Indonesia terutama Bali karena keduanya mempunyai agama yang sama yaitu Hindu jadi tidak asing bagi mereka.


BTW ada yang tau arti kata Bali??? coba komen dong, sejauh yang kita research katanya adalah 'respect', tapi bener kan selama ini gak pernah ada yg nyebut???









No comments:

Post a Comment

ATM Nepal

Buat yang cari info soal tarik uang di ATM Nepal, nah pas sekali kali ini mau bahas soal uang peruangan di Nepal. Nepal sendiri sebetulny...