Tuesday, September 17, 2019

Tiket ACAP & TIMS - Nepal

Tiket ACAP dan TIMS buat trekking di Ghandruk (Annapurna)

Tiketnya mahal euy, total NPR 5000. Sayang kalau cuma ke Ghandruk aja, kalau ada waktu mending ambil trekking Annapurna sekalian. Untuk cerita proses kita apply bisa baca di link ini. Untuk apply perhatikan bahwa hari Sabtu adalah hari libur, jadi perhatikan jadwal kalian ya. Dan yang paling penting untuk apply ACAP dan TIMS adalah perlu memasukkan info asuransi yang bisa meng-cover kita selama perjalanan. Jadi persiapkan nomor polis dan no telp kontak untuk mempercepat proses aplikasi.

Selain itu siapkan foto juga, jadi sewaktu kesana bisa lebih cepat. Dan juga perhatikan data yang dicatat pada kartu adalah benar karena bisa saja mereka salah tulis.

TIMS - NPR 2000
ACAP - NPR 3000


Monday, September 16, 2019

Liburan Nepal Hari 7 - Nagarkot to Bhaktapur

Di hari ke 7 ini kita rencana setengah hari di Nagarkot, lalu jam 2 berangkat ke Bhaktapur. Setengah hari ini setelah breakfast kita akan explore Nagarkot, tidak full trekking karena tidak akan cukup jadi kita hanya coba saja jalan untuk melihat dan merasakan sedikit suasana trekking disini. Perjalanan kita sekitar 40 menit pergi dan 40 menit jalan balik, tapi tentunya jalanannya tidak rata ya, tapi naik dan turun juga. Jadi buat penulis yang tidak terbiasa perjalanan ini cukup melelahkan tentunya.

Nagarkot Panoramic Hiking Trail
Saya pribadi tidak terlalu ingin trekking ke tempat yang banyak pohon dedaunan karena akan ada lintah yang mengincar kita mengingat ini sudah mulai masuk musim monsoon. Kita sendiri bisa melihat banyak lintah yang sudah mati di bagian area tertentu, jadi penulis sangat kawatir kalau jalan di kiri kanan dan atas ketika ada daun-daunan. Kita sempat kena 1 kali lintah ketika kita penasaran masuk ke sebuah batuan yang tengah-tengahnya ada lubang bisa dilewati masuk ke dalam, baru masuk sebentar dan foto, ternyata udah ada 1 lintah yang berhasil masuk ke dalam celana, sejak itu kita jadi parnoan dan mulai memasukkan celana jeans kita kedalam kaos kaki. Kita sempat juga memakai minyak angin yang mungkin akan mencegah dia masuk atau menyentuh bagian-bagian lain yang terbuka.

Ini adalah sebagian foto-foto yang penulis ambil dalam perjalanan:
Nagarkot Hiking Trail View

Nagarkot - Nepalee

Untuk trekking sepertinya sih seru tapi lain kali harus kesini di bukan musim hujan nih. Setelah sampai di lokasi Nagarkot Hiking Trail View, penulis melakukan perjalanan kembali ke hotel dikarenakan waktu yang tersisa untuk penjemputan yang disepakati pada jam 2 siang. Di hotel penulis santai sebentar dan memesan segelas teh susu panas sambil menunggu si supir datang kembali ke hotel untuk menjemput

Teh Susu Nepal

Ketika supir telah datang kita langsung memulai perjalanan kita ke Bhakatapur. Perjalanan ke Bhaktapur sendiri memakan waktu kurang lebih 1 jam, dan kita tidak diturunin di hotel karena hotel kita sendiri letaknya berada di Bhaktapur Durbar Square dimana lokasi kendaraan tidak bisa masuk. Setelah kita diturunin, kite melangkah masuk  dan langsung saja disapa oleh petugas tiket yang menanyakan apakah sudah ada tiket atau belum, tiket disini berharga NPR1500. Dan karena kita tinggal selama 2 hari, maka si petugas akan mencatat nomor paspor kita kedalam tiket karena pada dasarnya tiket itu adalah untuk 1 hari saja.

Dari pintu masuk kita berjalan sekitar 10 menit untuk sampai ke hotel dan kebetulan hotel yang penulis pilih termasuk hotel yang masih baru. Hotel ini masih sangat bagus dan baunya pun masih terasa sekali masih baru. Bisa dibilang ini hotel terbaik selama kita tinggal di Nepal, dari suasana dan desainnya sangat cakep. Nah si supir sekali lagi kasih saran kita untuk coba makanan lokal yang terkenal di Bhaktapur yaitu Bara. Nah jadi setelah kita rehat sebentar dan beres-beres barang, kita langsung jalan untuk cari makan. Ternyata lokasi hotel kita tidak jauh dari tempat makan itu dan lokasinya di lorong ternyata. Di depan lokasi tempat makan terdapat papan kecil bertuliskan "Newari Food | Bara - Wo". Nah kalau ketemu ini tinggal masuk aja langsung, tempatnya tidak besar namun cukup untuk 4 - 5 meja.

Bara
Ownernya cukup ramah dan ready banget buat di foto. Ini buktinya dia langsung ambil sikap siaga sadar kamera ketika penulis mengarahkan kamera untuk mengabadikan momen dia sedang masak. Menu utama itu adalah Bara yang ada di depan beliau. Dan yang disamping adalah kentang sebagai side dish dan kuahnya juga.

Si Ibu Penjual Makanan Bara

Dari segi harga cukup terbilang murah terlebih lokasinya yang berada di daerah turis, satunya kalau tidak salah seharga NPR 100, kentangnya NPR 50, minuman soda (Sprite / Coca Cola) seharga NPR 125. Tidak jauh dari sana juga ada penjual gorengan dan lagi-lagi iseng buat cobain juga. Harga gorengan sekitar NPR 40 saja.

Cemilan Gorengan Nepal

Bhaktapur Durbar Square ini cukup luas jadi untuk hari ini yang sudah menjelang sore kita hanya menjelajah sebagian kecil sambil menikmati suasana sore di Bhaktapur sambil melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan penduduk lokal seperti bermain caturnya orang Nepal.

Kongkow di Nepal

Suasana di malam hari juga cukup bagus buat foto-foto gedung yang unik, namun tidak semua bisa di foto karena hanya beberapa tempat saja yang ada cahanya lampu. Di lokasi ini juga nampak tentara yang berjaga-jaga dan penulis sempat disamperin, ntah karena curiga atau dia saja yang kepo. Penulis sempat ngobrol dengan satu tentara yang datang dan dia menebak kita dari Malaysia seperti pada umumnya. Tidak satupun negara Indonesia keluar dari percakapan ini, but yeah..."I am from Indonesia"

Bhaktapur Durbar Square

Bhaktapur Durbar Square

Abis dari foto-foto disini, penulis kembali ke hotel untuk istirahat dan persiapan exlore Bhakatapur Durbar Square lebih mendalam. See you di hari 8 perjalanan kami


Sunday, September 15, 2019

Liburan Nepal Hari 6 - Menuju Nagarkot via Dhulikhel

Hari ke 6 - Melewati perjalanan semalaman di bis dan tiba di Kathmandu kepagian, sepertinya jam 7 - 8 pagi sudah sampai dan janjian sewa mobil yang masih nanti jam 10am. Muter cari makan tidak ada yang buka dan supermarket yang kita kemarin tunggu berangkat juga belum buka. Akhirnya kita ngemper aja di jalanan dan diikuti beberapa anjing jalanan karena mereka tau kita ada bawa makanan.

Disini ada kejadian menarik dimana burung gagak disana sempat menghampiri kandang burung dara yang ada di sela-sela pintu rumah orang. Dan burung itu berhasil mengambil anak dari burung dara yang tidak terlalu kecil tapi belum tumbuh sempurna secara belum tumbuh bulu. Waktu diambil burung itu dibawa ke tanah dan karena saya dekat lokasinya saya coba hampiri dan dilepas oleh burung tersebut. 

Anak Burung Dara

Saya perhatikan burung itu masih mengincar anak burung dara ini jadi saya tidak bisa tinggalkan jauh jauh. Masalahnya juga anjing2 yang dekat dengan kitapun penasaran dan mendekati anak burung itu. Pas kebetulan ada orang lewat saya coba minta tolong burung itu diambil dan ditaruh diatas pot bunga saja, tapi tetap saja itu anjing2 mendekati terus. Sampai yang punya rmh keluar dan saya ceritakan kejadiannya, diapun blg ga ada cara lain untuk balikin keatas karena susah.

Tidak berapa lama saya sempat sibuk sendiri dan pas balik ketempat pot bunga itu ternyata anak burung sudah tidak ada dan yang punya rumah juga sepertinya sudah kembali masuk rumah. Tidak tahu apa yg terjadi dengan anak burung itu namun bisa saja yang punya rumah berbaik hati untuk menyimpan burung itu, ya semoga aja demikian.

Setelah ini pintu pagar supermarket dibuka dan kami diperbolehkan duduk masuk ke area supermarket walaupun sebetulnya mereka masih belum buka. Lumayan dapat duduk buat taruh tas dan kita buka makanan bekal dari pokhara yaitu KFC, walaupun udh dingin tapi lumayan buat makan pagi daripada kelaparan.

Supermarket ini kalau tidak salah mulai buka jam 9am dan kita sempat belanja makanan ringan dan teh yang akan dijadikan oleh2....tidak semua tapi beli sebagian karena perjalanan masih ada 4 hari lagi.

Sekitar hampir jam 10 si supir datang dan kita mulai berangkat. Ngobrol punya ngobrol si supir sedikit mengerti bahasa karena pernah bekerja di Malaysia. Perjalanan kita ini menuju Nagarkot tapi dalam perjalanan berkunjung dulu ke Dhulikhel. Sewa mobil ini kita total 2 hari karena sampai besok paginya di Nagarkot turun ke Bhaktapur. Dalam perjalanan kita tanya sama si supir kalau mau makan kaya lokal dimana sekalian mau makan siang. Si supir membawa kita ke tempat orang-orang lokal sana makan, disana menunya Dhal Bat dengan pipihan mau daging kerbau atau ayam. Karena makan cara lokal ya berarti pakai tangan dan piring yang menggunakan alumunium. Sayur dan nasi disini itu free flow jadi bebas mau tambah seberapa banyak. Gak disangka ternyata ini makanan terenak selama kita di Nepal. Si supir sendiri kaget liat cara kita makan karena porsinya banyak dengan tubuh yang kecil. PS: kita ga sakit perut loh!!!

Setelah makan langsung lanjut perjalanan ke Namobuddha Monastery, ini sebetulnya tidak ada di list itinerary kita tapi karena ada yang request dan sudah disana jadi ya kita memutuskan untuk juga mampir kesini. Karena ini tambahan dan area agak jauh jadinya kita perlu tambah harga sewa lagi. Kita sempat nego sama bossnya karena mobi ini dilengkapi GPS jadi tidak bisa seenaknya pergi jauh tanpa di infokan ke perusahaan. Sebetulnya harga yang dikasih tidak murah untuk sekedar tambahan tapi ya karena sudah tanggung jadi kita deal saja.

Namobuddha Monastery
Kata temen ini ibarat seperti kita lagi di Tibet tanpa harus ke Tibet, dan bagi yang tidak tahu ini apa, ini adalah biara tempat kediaman parak biksu, mungkin bisa dibilang tempat shaolin yang sering kita dengar. Lokasinya cukup besar dan mereka welcome dengan para tamu kunjungan hanya ada bagian tertentu yang tidak dapat dimasuki oleh turis. Banyak turis juga kesana berdoa dan membawa sejumlah uang yang mungkin juga dibagikan disana sebagai doa yang saya juga tidak tahu persisnya.

Disini kita hanya sekitar 1-1.5 jam karena kalau tidak nanti ketinggalan sunset di Nagarkot dan masih ada lagi monastry lain yang akan kita kunjungi dan masih mampir ke Dhulikel. Dhulikel ini sendiri sebetulnya tidak terlalu terkenal buat kunjungan khusus seperti yang disampaikan si supir karena tidak terlalu besar kotanya dan ada pilihan kota lain sebetulnya. Tapi Dhulikel ini terkenal buat para trekking karena termasuk jalur trekking dari dan ke Nagarkot

Dhulikel
Enaknya disini itu sepi dibanding kota-kota lain apalagi Kathmandu. Disini juga ada tersedia hotel loh bagi kalian yang mau menginap agak menyepi mungkin bisa dipertimbangkan. Dari sini penulis lanjut ke Dhagpo Sheydrub Ling Monastery yang searah perjalanan ke Nagarkot, tapi sangat disayangkan karena hari dimana kita berkunjung tidak dibuka untuk umum. Sempat foto-foto sebentar bagian luarnya seperti dibawah ini:

Dhagpo Sheydrub Ling Monastery

Dari sini kita langsung melanjutkan ke Nagarkot yang menjadi tujuan utama di hari ini. Secara perjalanan masih lebih baik dibanding sewaktu ke Sarangkot tapi masih banyak menggunakan batu-batu juga yang belum jalan aspal. Dan sama seperti di Sarangkot, masuk Nagarkot juga bayar, tapi kalau kita tinggal di penginapan yang tidak masuk kedalam tidak perlu bayar. Harganya untuk per orang dikenakan NPR 339, memang jauh lebih mahal ya dibanding Sarangkot, padahal secara keseluruhan Sarangkot suasananya masih lebih bagus. Kalau mau tidak bayar bisa menginap di bagian agak luar tapi kalau pagi kita mau liat sunset juga sepertinya akan diminta bayar juga. Tapi ada beberapa hotel sebelum garis merah di peta bawah yang posisi agak diluar dan tidak perlu bayar untuk masuk ke hotel.

Hotel Nagarkot

Di hotel pun kita agak bermasalah karena pas sampai kamar yang kita mau tidak ada kuncinya jadi harus pindah ke kamar lain dan masalahnya di kamar ganti ini tidak ada air, kalaupun ada air ya airnya agak kotor. Solusinya adalah ya kita harus numpang mandi di kamar mandi kamar lain. Huh pengalaman yg tdk menyenangkan ditambah kamar ini agak berdebu. Karena daerah ini msh dekat hutan jadi kita tidak buka pintu karena nanti bnyk binatang yg masuk. Heran juga kenapa hotel ini dapat review yang lumayan, tapi ya mungkin karena murah. Di sebelah sepertinya masih banyak pilihan hotel yang lebih baru dan mungkin lebih baik.

Karena hari sudah sore menjelang malam kita tidak bisa kemana-mana jadi hanya bisa jalan turun sedikit sambil cari makan. Untungnya di hotel ini tidak diharuskan beli makanan disana seperti ketika di Ghandruk. Untungnya tidak seperti di Sarangkot atau Ghandruk, di Nagarkot ini ada supermarket kecil dengan harga yang relatif masih ok, jadinya kita bisa belanja keperluan disana, Dan untuk makan malam kita ke satu tempat restaurant disana dan memesan makanan diantaranya sekuthi, mi goreng dan makanan lainnya. Kita pesan sekuthi sesuai saran si supir tapi tentunya tanpa beer ya, walaupun dia bilang orang lokal biasanya makan sambil minum-minum..

Sewaktu menunggu makanan, disini sempat mati lampu, dan yang menarik adalah orang yang jual makanan sepertinya pergi keluar beli sesuatu, ntah beli bahan daging atau beli mi goreng sudah jadi diluar. Apapun itu yang penting kita bisa makan deh. Dari sini kita balik hotel kembali untuk beristirahat, dan sampai di hotel ditawarkan kalau mau pesan makanan disana, tapi karena kita sudah makan diluar ya kita tidak pesan. Sepertinya untuk hotel-hotel murah seperti Ghandruk dan Nagarkot, mereka memang berharap dapat untungnya dari makanan dan minuman yang kita pesan.

ok good night guys, sampe di hari besok

ATM Nepal

Buat yang cari info soal tarik uang di ATM Nepal, nah pas sekali kali ini mau bahas soal uang peruangan di Nepal. Nepal sendiri sebetulny...